©WebNovelPlus
The Shattered Light-Chapter 86: – Kebenaran di Antara Bayangan
Chapter 86 - – Kebenaran di Antara Bayangan
Cahaya hitam yang meledak dari tubuh Serina menelan segalanya dalam kegelapan yang pekat. Kaelen tersentak ke belakang, tubuhnya terasa seakan jatuh ke dalam kehampaan yang tak berujung. Ia mencoba meraih pedangnya, tetapi gravitasi tak lagi terasa nyata. Hanya suara Serina yang tersisa, bergaung dalam benaknya.
"Cukup."
Tiba-tiba, ia merasakan pijakan di bawah kakinya. Pandangannya kembali, dan ia menemukan dirinya berdiri di tempat yang berbeda. Tidak lagi di hamparan tanah kosong, tetapi di padang rumput yang familiar. Langit di atasnya berwarna merah keemasan, seperti matahari senja yang tak pernah tenggelam. Namun, udara di sekitarnya terasa aneh, seperti ada sesuatu yang tidak seharusnya ada di sini.
Di tengah padang itu, Serina berdiri. Namun kali ini, bukan sosok bayangan seperti sebelumnya. Rambutnya bergerak lembut ditiup angin, matanya kembali seperti dulu—penuh kehidupan, tetapi juga penuh luka.
"Kaelen..." suaranya bergetar.
Kaelen mengambil langkah maju, tetapi Serina mengangkat tangan, menghentikannya.
"Apa yang kau inginkan?" tanyanya, suaranya dingin. "Kau sudah melupakanku sekali. Apa jaminan bahwa kau tidak akan melupakanku lagi?"
Kaelen mengepalkan tinjunya. "Aku tidak memilih untuk melupakanmu, Serina. Aku kehilangan ingatanku karena harga dari kekuatanku. Tapi sekarang, aku telah mengingat segalanya. Aku tidak akan membiarkanmu terjebak di sini."
Serina menatapnya tajam. "Bagaimana jika aku tidak ingin kembali?"
Kaelen terdiam, mencoba memahami arti kata-kata itu. "Apa maksudmu?"
Serina membuang napas panjang, lalu menatap tangannya sendiri. "Sejak aku berada di antara kehidupan dan kematian, aku telah melihat semuanya dari sudut yang berbeda. Aku melihat penderitaan dunia ini, peperangan yang terus berulang. Aku melihat bagaimana kau mengorbankan bagian dari dirimu hanya untuk terus maju."
Matanya berkilat penuh rasa sakit. "Aku tidak ingin kembali hanya untuk menjadi kenangan lain yang harus kau korbankan."
Kaelen merasakan hantaman keras di dadanya. "Serina... aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku akan melindungimu."
Serina tersenyum tipis, tetapi bukan senyuman yang hangat. "Kau selalu mengatakan itu. Tapi lihatlah dirimu. Kau bahkan tidak bisa melindungi ingatanmu sendiri."
Kaelen terdiam, tetapi kemudian ia mengangkat wajahnya, tatapannya penuh tekad. "Maka biarkan aku membuktikannya."
Serina menatapnya lama, lalu akhirnya berkata, "Jika kau benar-benar ingin aku kembali... Kau harus menunjukkan bahwa dunia ini masih memiliki sesuatu yang berharga untukku."
Kaelen mengangguk mantap. "Aku akan melakukannya."
Angin bertiup lebih kencang, dan Serina mulai menghilang dalam cahaya lembut. "Kaelen... jangan buat aku menyesali ini."
Cahaya itu semakin terang, dan dalam sekejap, dunia tempat mereka berdiri mulai runtuh. Angin berputar semakin kencang, dan suara bisikan samar terdengar di sekeliling mereka, seperti bayangan-bayangan yang enggan melepaskan Serina.
Kaelen terbangun dengan napas tersengal. Tubuhnya masih berada di dalam gua, tetapi sesuatu terasa berbeda. Cahaya redup di dalam gua berpendar lebih hangat, dan di depannya, tubuh Serina yang selama ini tak terlihat kini perlahan mulai tampak.
Ia bergerak cepat, mendekat, dan berlutut di sampingnya. "Serina?"
Mata Serina terbuka perlahan. Pandangannya masih buram, tetapi tatapan itu tak lagi kosong. Namun, di balik kejernihan itu, ada sesuatu yang lain—sesuatu yang tidak sepenuhnya seperti dulu.
Kaelen menyentuh wajahnya perlahan, takut bahwa Serina akan kembali menjadi bayangan dan menghilang di hadapannya. "Katakan sesuatu... buktikan bahwa ini nyata."
This chapt𝒆r is updated by frёewebηovel.cѳm.
Serina berkedip perlahan, lalu bibirnya terbuka sedikit. Suaranya lirih, tetapi jelas. "Kaelen... apakah aku benar-benar kembali?"
Kaelen merasakan dadanya sesak, tetapi kali ini bukan karena kesedihan—melainkan karena harapan. Namun, di dalam dirinya, sebuah pertanyaan baru muncul.
Serina telah kembali ke dunia ini.
Tapi... apakah ia masih Serina yang sama?